Kamis, 16 Juli 2009

Tak pernah tahu...

Aku tak pernah tahu, ,
berapa sisa waktu ku
tuk menggapai dirimu
sungguh aku tak pernah tahu, ,

hanya harapku
menunggu tak sia-sia untuk ku
walau sinar bulan tak menyinari rona wajahmu
cahaya mata mu slalu menuntun ku. .

Kau masa lalu, ,
tapi aku tak perlu mundur
karna rasa sesalku
lari lah. . .
Dan aku akan mengejarmu
kau masa depan ku. . .

Hanya mimpiku

Tak sanggup aku melupakanmu
Tak mungkin aku menghapusmu
Putri kecil pencuri hatiku
Akan bayang-bayang dirimu

Mendapatkanmu...
Bagai meraih bintang yang tak bersinar
Aku takkan menggenggam sedikitpun
Dan tak mungkin aku mendekapmu
Aku rembulan yang sendiri

Kau hadir dalam mimpi-mimpiku
Itu sudah cukup bagiku
Karena kau hanya mimpiku
Jadilah kau bunga tidurku
Dan tetap putri kecilku, , ,

Kurasa

Dunia kini meninggalkanku
Entah kemana aku berpijak
Saat gelap mengejarku
Aku diam dalam rasa takut
Aku kehilangan semuanya
Dirinya dan cintaku
Lenyap dalam kegelapan
Inikah akhir dari semua'a. ? ?

Kau singkirkan itu dari benakku
Ragaku tak berkutik
Saat dirimu menggenggam tanganku yang kaku
Kemana kah kau membawaku? ?
kau hanya diam dan terus membawaku
Aku terhanyut dengan pelukan hangatmu
Tinggalkan jiwa dan cintaku. . .

Dia

Dunia kini meninggalkanku
Entah kemana aku berpijak
Saat gelap mengejarku
Aku diam dalam rasa takut
Aku kehilangan semuanya
Dirinya dan cintaku
Lenyap dalam kegelapan
Inikah akhir dari semua'a. ? ?

Kau singkirkan itu dari benakku
Ragaku tak berkutik
Saat dirimu menggenggam tanganku yang kaku
Kemana kah kau membawaku? ?
kau hanya diam dan terus membawaku
Aku terhanyut dengan pelukan hangatmu
Tinggalkan jiwa dan cintaku. . .

Aku dan cintaku

Melupakan mungkin tak cukup bagimu
Rindu yang memberi derita
Dan kekosongan hati yang terasuk
Angin duka menerpa sedihku sendiri

Dan seraat
Aku melangkah mundur
Tertunduk malu takkan meninggalkanmu
Air mata pun berusaha ku bendung . .
tak cukup kah itu bagimu?

Ku ingin lembaran baru
saat mata ini berhenti terpejam
Hanya gagal yang kudapat
Bayangmu slalu hadir. .

Kau paksa cinta itu mati ! !
Kumohon...
Jangan ucapkan itu padaku
aku telah tunduk
dengan sgala ego dan amarahku
ku ingin bersamamu. .

Cintaku tak seperti bunga mawar
yang semerbak harum. .
Namun layu seirink waktu
cintaku adalah abadi
seperti bunga edelwaise. . .
Yang slalu mekar spanjang musim. .

Sepenuhnya untukmu

Masa itu tlah berlalu
saat dimana hatiku bersamamu
memadu rasa dan asa
yang tak pernah kurasakan
dan tak pernah ku bayangkan. .

Kupikir. . .
Cinta itu hanya satu
ku berikan sepenuhnya padamu
berahap kau jadi milikku
Hanya kau dalam benak ku

Entah itu kesalahanku. .
Seakan kau melangkah jauh dariku
Tanpa kau mengingatku
Aku terjebak dalam sepi . . .

Yang ku cari

Malam ini aku sendiri
Mencari apa yang tak bisa ku cari
Skalipum taburan bintang
Dan terang'a rembulan
Setia menuntun setengah hati ku

Hanya kau yang mengerti aku
Aku pun inginkan itu
Namun kau tak mengerti
Saat kesendirian hadir dalam hidupku. .
Aku yakin itu. .

Salahkah aku mengharapkanmu ? ?
Hatiku mulai berkarat. .
Akankah perasaan jenuh itu datang?
Tuk berusaha melupakanmu ?

Tak mungkin bagiku

Aku mengingatmu dalam diam
Aku tak hindari itu
Karena hatiku meyakinkan
Cinta ku hanya untukmu..
Datanglah padaku
Temani ku dalam mimpi
Sungguh. . .
Aku bertahan untukmu. .
Ku tahu mimpi hanya ilusi,
Namun memiliki mu
It tak mungkin bagiku. .

Aku yang menunggu

Sampai waktu kan berhenti
Tak lelah ak mengejarmu
Berhentilah kau membuang waktu
Walau lelah ku lupakan
Aku seperti menggapai mimpi
Tolong...
Hadirlah seperti dirimu
Tak apa kau menutup mata mu
Aku pun kan menutup mata ku
Sampai kau menutu kedua teling mu
Aku kan terus berteriak
Aku tak menggantungmu kasih..
Bukalah mata hatimu
Ku ingin menatapnya begitu dalam
Tuk meyakinkan hatimu
Hatiku slalu menunggu mu

Musim Semi Ku

Sampai badai asmara itu reda
Hampa tersisa suara hati
Puing-puing cinta yang terdampar
Mendung itu tlah pergi..

Hadirmu adalah musim semi bagiku
Menebar benih-benih kasih yang gugur
Kau berkicau seperti burung menyapa mentari
Memberi kehangatan dan keceriaan
Yang tak pernah ku dapatkan
Dari musim-musim lainnya..

Ku petik sakura mu
Tuk warnai ungu nya hatiku
Jangan kau takut sakura itu akan gugur
Karena ku yakin
Sakura itu kan tumbuh
Slalu dalam hatiku...

Pecundang...

Kau yang tak pernah hilang dariku
Slalu hadir dalam lamunanku...
Saat ku melupakanmu,
Kau hadir tanpa memedulikanku
Hatiku slalu berucap
Kejarlah kebahagiaanmu
Aku kejar dengan segenggam hati penuh harap
Hatiku buta...
Satu perasaan menahanku, memaksa berbalik
Akan seseorang yang menungguku
Namun ego menjadikanku budak
Menyeretku tuk mengejar setemgah hatiku yang menjauh
Membuat aku seperti seorang pecundang. .

Kusadari..

Kini, kau tak lagi mendampingiku
Tak ada sapaan selamat pagi untukku
Menghapus semangat akan dirimu
Menjadi kekosongan dalam pikirku
Dimana kan kutemukan dirimu
Saat aku terombang-ambing dalam kebimbangan
Aku terpuruk sendiri disini
Kau,tengok harapku
Tidak kah rasa itu masih ada
Pergilah jikau kau hapus aku
Sedang aku tak bisa menghapusmu
Pilu saat ku meninggalkanmu
Kau, yakinkan bimbangku
Dan tinggalkan aku...

Bagiku...

Bagiku, ini hanyalah mimpi
Sosokmu slalu temani mimpi-mimpiku
Hadirmu dalam imajinasiku
Dan tak pernah hilang dari bayang-bayangku

Sosokmu adalah ada
Gugup dengan tatapan matamu
Seakan uu tak punya keberanian
Tuk menebak tatapan teduhmu

Membayangkan pun tak sanggup
Melewatkan hari-hari
Bersamamu
Memberi arti akan senyum mu

Aku tak tahu apa yang kan kulakukan
Waktu begitu cepat bersamamu
Biarkan hatiku menikmati perasaan ini
Bahwa ku slalu mencintaimu....

Selasa, 14 Juli 2009

Bimbangku

Kini, kau tak lagi mendampingiku
Tak ada sapaan selamat pagi untukku
Menghapus semangat akan dirimu
Menjadi kekosongan dalam pikirku
Dimana kan kutemukan dirimu
Saat aku terombang-ambing dalam kebimbangan
Aku terpuruk sendiri disini
Kau,tengok harapku
Tidak kah rasa itu masih ada
Pergilah jikau kau hapus aku
Sedang aku tak bisa menghapusmu
Pilu saat ku meninggalkanmu
Kau, yakinkan bimbangku
Dan tinggalkan aku...

Bersama mu...

Bagiku, ini hanyalah mimpi
sosok mu selalu temani mimpi-mimpiku
Hadir dalam imajinasiku
Dan tak pernah hilang dari bayang-bayangku
Sosokmu adalah ada
Gugup dengan tatapan matamu
Seakan ku tak punya keberanian
Tuk menebak tatapan teduhmu
Membayangkan pun tak sanggup
Melewatkan hari-hari
Bersamamu.....
Memberi arti akan senyum mu
Aku tak tahu apa yang kan kulakukan
Waktu begitu cepat bersama mu
Biarkan hatiku menikmati perasaan ini
Bahwa ku slalu mencintaimu......

“Satu kata hati buat kasihku”

Dengarkanlah kasih …
Secuil kata hati di senja yang telah gelap
Melantunkan satu nyanyian degupnya nadi
Nada-nada semakin lunglai di gagang lidahku
Terpuruk antara bisunya jiwa
Terdampar di emper-emper bisingnya bayangmu
kasihku …
Semakin nyata aku terdampar
Nyanyiku semakin jauh dan sumbang
Haturkan pergi cari dentangnya suara hatimu
Ke balik tirai memerah senja
Diri malah semakin terpuruk dalam angan
Bahwa senyummu terbias pekat di jeruji hati
Berkarat begitu tak bisa lepas
Tergenggam …
Hingga ku hanya mampu berkata
“Cintamu semakin tergambar di relung hatiku”
By :OTOY

DIPENGAPNYA KESEDIHAN KU TERMENUNG

Ku termenung di antara dekap kesedihan
Terpikir dalam benaku yang kosong ini
Takdir…..nasib…. ataukah
Hanya buah dari kebodohanku
Harapan emasku ‘tlah kandas
Hanyalah puing kesedihan yang tersisa
Namun…..
Aku harus membangun puing itu
Puing yang menyakitkan
Kan kubuat manjadi istana
Istana emas yang memancarkan gemerlap kebahagiaan
Penerang gelapnya hati dan pikiran
Terpikir dalam otakku “apakah aku masih pantas tuk hidup dengan Kebodohan ini ”
Semangat kemauanku menghapus pikiran bodoh itu
Ya TUHAN berikanlah kekuatan
Untuk menghilangkan kesedihan
Yang mungkin terhenti dengan
Keberhasilan yang ku dapat kelak
Namun ku tak ingin hanya berharap
Tapi harus kugapai semua itu.


BY : otoy

SMANDAKA

“SMANDAKA”
(sebuah tulisan buat Gemilangmu)
Kini ketuaanmu nampak, bukan dari uban yang timbul
Tapi dengan bilur cantik dari bersihnya lingkunganmu
Kini ketuaanmu nampak pula, tapi bukan dari keriputnya tampangmu
melainkan dengan gambaran yang jelas dari sebuah kemajuan
Teruskanlah torehan tinta emasmu pada kertas-kertas rasa percaya diri
Lalu bacalah dengan suara indahmu biar terekam
Pada kepercayaan masyarakat yang merindukanmu
Dan pesonakanlah pula tampangmu yang bersih dan putih
Pada gambaran lukisan Smabdaka yang agamis
Kecintaan kami pada engkau
Bukan dengan pelukan yang mesra
atau bukan pula dengan ciuman yang hangat
Tapi …
Kecintaan kami tertampakan dengan sumbangsih kecil
dari Siwa yang merindukan keharmonisan dari sebuah sistem,
sistem cantik dari Smandaka
Langkahmu bukan hanya sampai batas kini
Pergantian pengemudi yang mengisi kendaraan Pencerdas
Akan membawamu pada tepian kemajuan atau keterbelakangan
Tinggal kami yang disisimu
Menjadi sebuah oposisi yang jernih
Sman dua Ku,
Semangat Guru Sebagai “penggerak mu”
Telah menjadikan engkau berdiri pada kaki sendiri
Waktu yang engkau lalui bukan sekedar seratus ribu jam
Namun berjuta-juta jam engkau tapaki dakian dan turunan
Wajahmu sumringah kini
Tapi jangan terbuai pada tawa riangmu
Sebab esok akan tersambut
Dengan setumpuk PR dan pencapaian Visi dan Misi-mu
Yang penuh pencerahan

Slalu Dirimu....

untukmu, , , ,
menunggu hanya teman sepi ku
rasa jenuh slalu menghantui
lubuk hati sepi tanpa senyum mu
aku tetap berdiri, , ,
tanpa bayangan diri
mengikuti setiap langkah kecilmu
semakin jauh, tinggalkan kesendirianku

jujur, kau merebut hatiku
kau dekap jiwaku
kau kecup senyum pahitku
kau buat aku menggila
aku cinta padamu
harapku hanya dirimu
anganku slalu denganmu
mimpiku menunggu pelukanmu